Akhir-akhir Pancasila ramai
dibicarakan. Dunia
maya disemarakkan dengan gaung slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'. Di
panggung politik, Presiden
Joko Widodo resmi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat (Perppu
Ormas). Dalam Pasal
59 ayat (4) huruf a Perppu Ormas ini dikatakan bahwa: Ormas dilarang menganut,
mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan
Pancasila. Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
juga tak ketinggalan dengan memunculkan slogan Amalkan Pancasila: Makin Adil
Makin Beradab.
Mengapa
Pancasila semakin dibicarakan saat ini? Apa yang terjadi dengan negeri sehingga
berbagai kalangan membahasnya dan bahkan pemerintah sampai mengeluarkan Perppu?
Pancasila pemersatu bangsa
Kalau kita
menelusuri perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tak dapat dipungkiri betapa
luar biasanya para pendiri negara ini. Di tengah situasi yang tidak kondusif
akibat penjajahan, mereka mampu merumuskan dasar negara yang mengakomodasi
seluruh kemajemukan Indonesia. Para pendiri negara yang memikirkan dasar negara
dan konstitusi tidak menonjolkan egoisme pribadi dan golongan masing-masing
melainkan memikirkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai
Merauke.
Indonesia
adalah negara yang majemuk. Bangsa Indonesia merupakan kesatuan dari lebih seribu suku
atau etnik yang tersebar lebih dari 17.000 pulau. Dalam hal ini menjadikan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang plural dan multietnik. Pluralitas bangsa Indonesia juga tampak dalam aneka agama, warna kulit,
golongan, bahasa, dan lain sebagainya. Kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan sebuah keistimewaan
dan merupakan hasil dari peradaban bangsa yang sudah berjalan sejak lama. Keanekaragaman bangsa ini adalah suatu aset berharga yang perlu
dipertahankan. Karena itulah ketika merumuskan dasar negara, Ir. Soekarno
mengajukan rumusan Pancasila yang akhirnya diterima dengan jiwa besar oleh para
pendiri negara ini. Kelima sila dalam Pancasila dipandang mampu mempersatukan
bangsa Indonesia yang beranekaragam penduduknya.
Ancaman terhadap Pancasila pada zaman sekarang
Munculnya
tagline “saya Pancasila, saya Indonesia, terbitnya Perppu no. 2 tahun 2017,
maupun slogan “Amalkan Pancasila tentu saja memiliki latar belakang. Pancasila ramai dibicarakan lagi karena ada
ancaman terhadap ideologi ini. Ancaman terhadap ideologi Pancasila amat nyata, sebab ada kelompok-kelompok radikal yang ingin membatalkan apa yang
sudah disepakati oleh pendiri bangsa. Kelompok-kelompok
itu ingin mengganti Pancasila dengan ideologi mereka sendiri tanpa
memperhatikan keanekaragaman bangsa Indonesia. Mereka ingin mendirikan negara
berdasarkan agama tertentu. Jika ini terjadi maka Negara Kesatuan Republik
Indonesia akan terpecah-belah ke dalam golongan masing-masing.
Terlepas dari pro kontra tentang
tagline “saya Indonsia, saya Pancasila” dari segi aturan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, kesadaran masyarakat akan pentingnya Pancasila perlu dibangun
kembali. Generasi muda perlu diingatkan kembali tentang Pancasila. Melalui Pancasila, moral sosial,
toleransi, dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia harus sadar akan pentingnya menanam dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila sehingga pada akhirnya, masyarakat dan bangsa
Indonesia dapat menjaga keharmonisan dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia
yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, serta
penuh spirit Pancasila untuk mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur
di masa mendatang.
Para Founding Fathers sudah memberi landasan
kuat agar bangsa ini kokoh berdiri sampai akhir zaman. Pancasila merupakan
kekuatan fundamental agar negara kesatuan ini tetap utuh dan tidak bisa
digoyahkan. Kalau tidak ada landasan kuat, NKRI sangat mudah dipecah-belah
karena memang banyak perbedaan yang harus disatukan. SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. AMALKAN PANCASILA.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Kampus Santa Maria dalam rangka memperingati bulan bahasa. Tulisan ini adalah refleksi keprihatinan saya atas situasi bangsa Indonesia saat ini